Tips Aman Konsumsi Makanan yang Dibakar Saat Hamil
Untuk dapat menghindari berbagai risiko yang telah disebutkan di atas. Ikuti beberapa tips ini agar dapat mengonsumsi makanan yang dibakar dengan aman:
Simpanlah daging atau ikan mentah dengan hati-hati di dalam lemari es. Pastikan untuk menyimpannya di dalam freezer sehingga tidak tercampur dengan bahan makanan yang lain.
Biarkan daging atau ikan tetap tersimpan rapat di dalam lemari es sebelum Anda memasaknya dan keluarkan saat Anda hendak memasaknya. Hal ini penting untuk dilakukan demi mencegah kemungkinan tumbuhnya bakteri di dalam daging.
Jika daging atau ikan beku, maka cairkan dengan benar. Jangan tinggalkan daging atau ikan beku di bawah sinar matahari.
Bahaya Makanan yang Dibakar untuk Ibu Hamil
Ayam bakar atau daging barbeque pasti akan terlihat menggiurkan bagi ibu hamil. Namun saat Hamil, sebaiknya Bunda tidak mengonsumsi makanan yang dibakar karena dapat berpotensi membahayakan janin. Selain makanan yang dibakar dapat menghasilkan zat karsinogen pemicu kanker, ayam atau daging yang dibakar memiliki kemungkinan tidak matang dengan sempurna.
Makanan yang tidak dimasak dengan sempurna tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil. Hal ini disebabkan karena makanan mentah dapat mengandung berbagai bakteri yang membahayakan janin seperti bakteri Salmonella dan Listeria.
Tak hanya itu saja, makanan mentah juga dapat mengandung parasit Toxoplasma gondii yang dapat menyebabkan bayi lahir cacat atau bahkan keguguran. Untuk menghindari risiko toxoplasma, pastikan Bunda mengonsumsi daging dalam keadaan matang yang dapat ditandai dengan tidak adanya bagian kemerahan atau merah muda pada daging.
Banyak kabar mengenai pantangan makanan yang harus dipatuhi oleh ibu hamil. Salah satunya adalah makanan pedas. Makanan ini dianggap bisa menimbulkan keguguran bahkan dipercaya dapat menyebabkan bayi botak. Lantas, bagaimana kebenarannya?
Makanan pedas erat kaitannya dengan makanan yang mengandung cabai. Makanan pedas berbeda dari makanan lainnya karena dapat memberikan sensasi unik, yaitu rasa panas atau terbakar di mulut dan lidah.
Meski terdengar tidak nyaman, sebagian ibu hamil justru menyukai makanan ini. Bahkan, katanya rasa pedas justru dapat meningkatkan nafsu makan, lho.
Dampak Ibu Hamil Makan Pedas
Makanan pedas dapat menyebabkan sensasi terbakar di perut dan tenggorokan, serta meningkatkan produksi asam lambung. Hal ini dapat mengakibatkan heartburn, refluks asam, dan gangguan lambung. Dalam kehamilan, sistem pencernaan ibu sudah mengalami perubahan, sehingga makanan pedas dapat memperburuk gejala-gejala ini.
Beberapa jenis makanan pedas dapat menyebabkan dehidrasi jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Capsaicin, zat aktif dalam cabai, dapat meningkatkan suhu tubuh dan mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh. Meskipun dehidrasi bukanlah risiko langsung dari konsumsi makanan pedas, ibu hamil harus memastikan asupan cairan yang cukup untuk mendukung kesehatan yang optimal.
Cara ibu hamil bisa tetap mengonsumsi makanan yang dibakar
Perlu diingat bahwa ibu hamil tidak bisa disamakan dengan orang sakit yang harus berpantangan dengan makanan tertentu, namun memang ada beberapa jenis makanan yang perlu dijaga oleh ibu hamil.
Beberapa riset dan penelitian mengatakan kalau sebenarnya mengonsumsi makanan yang dibakar selama masa kehamilan itu diperbolehkan. Hanya saja tidak boleh makan secara berlebihan dan perlu bijak dalam memerhatikan pengolahan makanan yang akan dikonsumsi.
Perhatikan juga campuran bumbu pada makanan, mintalah ke penjual untuk tidak menggunakan banyak MSG, garam, dan pengawet. Meskipun cukup merepotkan, pilihan bijak ini akan membantu menyelematkan kesehatan janin di dalam kandungan.
Hal yang Harus Diperhatikan Bila Ingin Mengonsumsi Makanan yang Dibakar Saat Hamil
Perlu diingat bahwa saat hamil tubuh akan lebih rentan terhadap risiko keracunan makanan. Hal ini disebabkan karena sistem kekebalan tubuh ibu hamil yang lebih fokus untuk melindungi pertumbuhan janin yang belum lahir.
Keracunan makanan dari salmonella, E. coli atau bakteri campylobacter mungkin tidak akan membahayakan janin. Namun hal ini mungkin membuat ibu hamil merasa tidak enak badan karena diare, muntah, dan kram perut.
Selain itu, kesalahan dalam mengolah makanan yang dibakar juga dapat menyebabkan risiko toksoplasmosis pada ibu hamil. Toksoplasmosis merupakan infeksi yang disebabkan karena adanya parasit pada daging mentah atau kurang matang.
Ibu hamil yang mengalami toksoplasmosis dapat menyebabkan kerusakan otak pada janin, keguguran, dan bahkan kematian. Gejala toksoplasmosis biasanya seperti flu ringan, meskipun kadang tidak memberikan gejala sama sekali.
Daging babi atau domba yang kurang matang adalah penyebab umum dari munculnya infeksi berbahaya ini.
Artikel terkait: Ibu hamil meninggal akibat diare akut setelah makan kerang mentah
Contoh Makanan yang Dibakar
Hampir semua orang pasti menggemari ayam bakar. Namun, jika Bunda dalam keadaan hamil, sebaiknya hati-hati ya dalam mengonsumsi makanan yang satu ini. Makanan yang dibakar dapat menimbulkan senyawa karsonigen atau karsinogenik. Senyawa karsinogen yang berada dalam jumlah besar di dalam tubuh dapat merusak DNA pada sel sehingga menyebabkan timbulnya sel kanker.
Selain pemicu kanker, daging ayam bakar juga memiliki kemungkinan tidak matang dengan sepenuhnya. Bagian ayam yang tidak dimasak dengan matang dapat mengandung bakteri dan parasit seperti yang dapat membahayakan kesehatan janin seperti toxoplasma, E.coli, listeria, dan salmonella. Jika Bunda tetap ingin makan ayam bakar, pastikan ayam tersebut sudah dimasak sebelumnya sampai matang dan hindari mengonsumsi bagian yang hangus.
Ikan merupakan makanan yang memiliki banyak nutrisi yang baik bagi kehamilan. Namun, ikan yang dimasak dengan cara dibakar dapat berisiko membahayakan kesehatan ibu hamil dan janin. Makanan yang dibakar untuk ibu hamil memang kurang dianjurkan untuk dikonsumsi karena dapat berpotensi adanya bagian yang tidak matang dengan sempurna.
Ikan yang belum matang dapat mengandung virus, bakteri atau parasit yang menjadi pemicu infeksi pada kehamilan seperti norovirus, vibrio, salmonella, dan listeria. Infeksi tersebut dapat menimbulkan gangguan serius pada janin seperti kelahiran prematur, keguguran, janin meninggal dalam kandungan, serta meningitis dan infeksi darah pada bayi setelah ia lahir.
Siapapun pasti tergiur jika melihat daging bakar atau daging panggang. Apalagi sekarang korean barbeque sedang menjadi tren kuliner di Indonesia. Namun, jika Bunda ingin mencobanya, pastikan daging yang Bunda konsumsi sudah matang dan tidak ada bagian yang kemerahan.
Mengonsumsi daging mentah dapat membahayakan janin karena daging mentah berpotensi mengandung bakteri dan parasit seperti Toxoplasma gondii, E.Coli, Listeria, dan Salmonella. Parasit toxoplasma dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang serius pada janin seperti kebutaan, penyakit bawaan lahir, dan kelainan otak. Tak hanya itu saja, infeksi toxoplasma pada ibu hamil yang tidak diobati juga dapat menyebabkan keguguran, lahir prematur, dan janin meninggal di dalam kandungan.
Seperti makanan yang dibakar lainya, roti bakar juga dapat mengandung karsinogen atau zat pemicu kanker jika dibakar terlalu lama dan ada bagian yang sedikit hangus. Selain itu, roti bakar juga mengandung zat tepung yang bila dimasak dengan suhu terlalu panas bisa menghasilkan zat akrilamida. Zat tersebut merupakan zat yang berbahaya bagi janin karena dapat membuat bayi lahir dengan berat badan yang rendah dan lingkar kepala yang kecil.
Jagung bakar biasanya memiliki bagian yang agak gosong atau kehitaman. Walaupun bagian ini dapat menambah rasa enak pada jagung bakar, namun bagian yang gosong ini kurang baik bagi kesehatan, termasuk bagi ibu hamil.
Hal ini disebabkan karena bagian yang sedikit gosong tersebut dapat mengandung senyawa karsinogen yang menjadi pemicu sel kanker. Mengonsumsi jagung bakar secara berlebihan juga tidak baik untuk ibu hamil karena jagung mengandung asam lemak omega-6 yang tinggi yang dapat memicu inflamasi.
Kesehatan Pencernaan
Makanan pedas dapat mempengaruhi sistem pencernaan dan meningkatkan risiko gangguan pencernaan seperti heartburn, refluks asam, dan gangguan lambung lainnya. Selama kehamilan, perubahan hormon dapat memperlambat proses pencernaan dan menyebabkan peningkatan risiko masalah tersebut. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Gastroenterology and Hepatology menunjukkan bahwa ibu hamil cenderung lebih sensitif terhadap makanan yang merangsang produksi asam lambung, sehingga makanan pedas dapat memperburuk kondisi ini (Reddy et al., 2021).
Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa konsumsi makanan pedas dalam jumlah moderat memiliki dampak langsung pada janin. Sebagian besar bahan aktif dalam makanan pedas, seperti capsaicin, tidak menembus plasenta dalam konsentrasi yang cukup untuk mempengaruhi janin. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), konsumsi makanan pedas tidak dianggap sebagai risiko langsung terhadap kesehatan janin, asalkan ibu hamil tidak mengalami gangguan pencernaan yang signifikan (ACOG, 2023).
Meningkatkan kekebalan tubuh
Di samping efek samping yang kurang nyaman, ternyata beberapa peneliti percaya bahwa makanan pedas bahkan dapat mendukung sistem kekebalan tubuh. Selain itu, makanan pedas berdampak positif pada kesehatan jantung.
Asalkan, makanan pedas tersebut dikonsumsi dalam jumlah wajar oleh ibu hamil.
Seringkali, godaan untuk menikmati kelezatan sate atau steak panggang tak mampu ditahan oleh Bumil. Padahal, makan makanan yang dibakar dapat mempengaruhi kesehatan dan keamanan ibu hamil serta janin.
Meski demikian, bukan berarti ibu hamil tidak bisa mengonsumsi makanan yang dibakar sama sekali.
Sasha Watkins seorang Ahli Diet dalam Baby Center menyatakan bahwa ibu hamil boleh mengonsumsi makanan yang dibakar. Asalkan makanan tersebut dibakar dan dimasak hingga benar-benar matang.
Efek Samping Makanan Pedas bagi Ibu Hamil
Dari penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa ibu hamil boleh mengonsumsi makanan pedas. Namun, bukan berarti Bumil bisa makan makanan ini sepuasnya, ya.
Bagaimanapun, konsumsi makanan pedas terlalu banyak bisa menimbulkan beragam efek samping, seperti nyeri ulu hati, mual, kembung, diare, dan asam lambung naik.
Pada trimester pertama, makanan pedas juga mungkin akan memperparah morning sickness yang Bumil alami. Jadi, Bumil perlu lebih bijak saat mengonsumsi makanan pedas. Makanlah makanan ini dalam jumlah sedikit dan tidak terlalu sering, ya.
Selain itu, agar tumbuh kembang janin baik, Bumil perlu melengkapi kebutuhan nutrisi selama hamil dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan menjaga kebersihan makanan.
Bila Bumil ingin membuat makanan pedas sendiri, pastikan untuk mencuci tangan dahulu sebelum mengolahnya. Selain itu, pastikan juga bahwa bahan-bahan yang digunakan bersih dan berkualitas baik serta masak makanan sampai benar-benar matang, ya.
Nah, kalau Bumil ingin mengonsumsi makanan pedas dalam kemasan, seperti saus atau sambal botol, pastikan bahwa produk yang akan Bumil konsumsi tidak kedaluwarsa sehingga aman untuk dikonsumsi.
Jika Bumil mengalami keluhan yang sangat mengganggu atau membuat Bumil tidak nyaman setelah mengonsumsi makanan pedas, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
KOMPAS.com - Ada sejumlah makanan yang pantang dimakan oleh ibu hamil karena dikhawatirkan berdampak pada kondisi janin. Salah satu yang kerap menjadi pantangan bagi ibu hamil adalah makanan pedas.
Lantas, apakah ibu hamil boleh mengonsumsi makanan pedas? Apa dampaknya pada kesehatan janin? Simak ulasannya berikut ini.
Baca juga: Ibu Hamil Puasa, Perhatikan Anjuran Makan Berikut
Baca juga: Ibu Hamil Rentan Alami Panic Attack, Apa Sebabnya?
Pada dasarnya, ibu hamil diperbolehkan mengonsumsi makanan pedas, asal dalam jumlah yang wajar, dilansir dari Parents dan Baby Center. Jadi, makanan pedas bukanlah pantangan bagi ibu hamil, ya.
Ilustrasi nutrisi ibu hamil, apakah ibu hamil boleh mengonsumsi makanan pedas
Namun demikian, dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, MKes, FICS menyarankan, ibu hamil pada trimester pertama untuk menghindari makanan pedas. Pasalnya, makanan pedas bisa meningkatkan asam lambung.
“Ibu hamil dilarang makan pedas terutama pada trimester satu, karena pada trimester satu itu asam lambung tinggi. Kalau ibu hamil makan pedas, maka asam lambungnya semakin tidak terkontrol,” jelas Ardiansjah saat dikonfirmasi Kompas.com, dikutip Kamis (21/3/2024).
Jika asam lambung terlalu tinggi, lanjutnya, maka ibu hamil berpotensi mual dan muntah yang hebat. Bahkan, kondisi tersebut dapat membuat ibu hamil terpaksa dirawat di rumah sakit hingga mengalami dehidrasi.
“Tapi, kalau makan pedas kemudian tidak mual dan muntah,terutama di trimester dua dan tiga dengan (makan pedas) level yang wajar, nah itu masih oke,” imbuhnya.
Melansir dari Parents, anggapan bahwa makanan pedas berdampak buruk pada janin maupun kehamilan, merupakan mitos.
“Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa konsumsi makanan pedas dalam jumlah sedang menimbulkan risiko signifikan terhadap perkembangan janin,” ujar Shandra Scruggs, Perawat Persalinan, Doula, dan Pendiri Simply Birthed, dilansir dari Parents.
Baca juga: 8 Makanan Sehat Kaya Asam Folat yang Cocok untuk Ibu Hamil
Baca juga: Cara Alami Atasi Rasa Mual Ibu Hamil di Pagi Hari
Meskipun tidak berdampak pada perkembangan janin maupun kehamilan, namun makanan pedas bisa memicu sejumlah efek samping yang kurang nyaman, bagi ibu hamil. Mulai dari mual, muntah, mulas, dan gangguan pencernaan.
Pada umumnya, efek samping tersebut tidak berbahaya. Meskipun demikian, alangkah baiknya jika ibu hamil mengonsumsi makanan pedas dalam jumlah sedang dan wajar.
“Penting juga untuk diperhatikan bahwa setiap kehamilan adalah unik, dan sensitivitas individu terhadap rasa pedas berbeda-beda,” imbuh Shandra Scruggs.
ilustrasi ibu hamil, apakah ibu hamil boleh mengonsumsi makanan pedas